Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Renungan Kristen :Ketika Hidup Berbeban Berat Dan Letih Lesu




Bacaan Firman Tuhan 1 Raja-raja 19:9-18

Siapa dari kita yang tidak pernah merasakan tekanan hidup? Apapun status sosial, profesi dan bagaimanapun tingkat kemapanan hidup tetapi yang namanya tantangan hidup pasti akan kita rasakan. Bahkan ada kalanya kita akan berada pada situasi dimana kita merasa tidak dapat lagi berbuat apa-apa untuk menyelesaikan masalah yang ada. Bahkan Elia sendiri sebagai hamba Allah merasakan juga yang namanya tekanan hidup dalam pelayanannya, sampai dia mengatakan: "Cukuplah itu! Sekarang ya Tuhan, ambillah nyawaku.." (ay. 4).

Melalui nas Firman Tuhan bagi kita saat ini, kita mau belajar bagaimana menghadapi tekanan hidup, agar kita mempersiapan diri untuk hal-hal terburuk yang dapat terjadi dalam kehidupan ini. Sebab kita juga harus berhati-hati ketika masa-masa sulit dalam hidup akan digunakan iblis untuk semakin membawa kita pada kehidupan yang semakin lebih parah lagi dan semakin menjauhkan kita dari Tuhan. Tekanan-tekanan hidup pasti akan kita hadapi, namun bagaimana kita merespon setiap tantangan yang datang dalam hidup kita. Inilah yang akan kita pelajari melalui nas Firman Tuhan saat ini.

Elia menghadapi tekanan hidup yang begitu berat dalam pelayanannya setelah dia membunuh nabi Baal sebanyak 450 orang dan nabi Asyera 400 orang ketika mereka kalah berhadapan dengan Elia untuk memanggil allah mereka (18:20-46). Perbuatan Elia disikapi oleh Izebel dengan menyuruh seorang suruhan untuk mengambil nyawa Elia. Ternyata situasi ini membuat Elia menjadi takut dan ia pergi ke padang gurung dan tidur di bawah pohon arar, dan setelah malaikat Tuhan memberi ia makan dan minum dia berjalan selama 40 hari 40 malam ke gunung Horeb dengan kekuatan makanan yang diberikan oleh malaikat itu.
Di  sebuah Gua Allah datang kepadanya dan Tuhan berfirman:
 "Apakah kerjamu di sini hai Elia?" 
dan jawaban Elia adalah:
"Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku."

Elia merasakan tekanan yang begitu berat karena merasa bahwa pelayanannya telah gagal karena dia merasa tidak lebih baik dari nenek moyangnya. Semangat pelayanannya yang begitu besar untuk menyelamatkan bangsa Israel dari penyembahan kepada Baal justru harus menerima tekanan melalui ancaman untuk mencabut nyawanya. Dalam keadaan tersebut dia merasa hidup sendiri tanpa dukungan karena usahanya tersebut berujung pada ancaman atas nyawanya sementara tugas pelayanannya masih banyak yang belum diselesaikannya.

Beberapa hal yang menjadi kekuatan kita menghadapi tantangan kehidupan melalui nas Firman Tuhan ini:

1. Tuhan perduli dan menguatkan kita menghadapi pergumulan hidup
Dalam ketersendirian Elia menghadapi tekanan hidupnya, ternyata Tuhan melihat dan perduli atas permasalahan yang dia hadapi. Sekalipun Elia harus menghadapi kenyataan dalam hidupnya, namun Allah memberikan perhatian dan kekuatan padanya dengan memberikan makanan dan minuman melalui malaikatNya bahkan Allah langsung menyatakan diriNya kepada Elia di gunung Horeb. Sekalipun kita harus menghadapi pergumulan hidup tanpa ada yang membantu dan menolong, namun Tuhan perduli kepada kita. Allah melihat penderitaan kita dan akan memberikan kekuatan dan keteguhan dengan menerima makanan dan minuman rohani dari Tuhan (Roti Hidup dan Air Hidup). walaupun kita harus menghadapi berbagai-bagai pergumulan, Tuhan tidak akan biarkan kita terjatuh tanpa daya, sebab Tuhan akan menguatkan dan menolong kita.

"Apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya." (Mazmur 37:24)

2. Allah turut bekerja dalam segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi yang mengasihiNya 
Ternyata tekanan hidup yang dialami oleh Elia tanpa disadari Allah turut bekerja mendatangkan kebaikan bagi dirinya dan juga kepada bangsa Israel. Justru dalam keadaan yang tertekan seperti itu Elia semakin dekat mengenal Allah dalam kehidupannya melalui perjumpaannya dengan Allah. Bahkan kita di ingatkan bahwa kebaikan Tuhan justru hadir melalui hal-hal yang tampaknya sederhana:

Angin besar dan kuat, yang membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu, mendahului TUHAN. Tetapi tidak ada TUHAN dalam angin itu.
Dan sesudah angin itu datanglah gempa. Tetapi tidak ada TUHAN dalam gempa itu.
Dan sesudah gempa itu datanglah api. Tetapi tidak ada TUHAN dalam api itu.
Dan sesudah api itu datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa. Segera sesudah Elia mendengarnya, ia menyelubungi mukanya dengan jubahnya.

Ketika menghadapi pergumulan hidup bagaimana kita dapat meyakinkan bahwa Allah turut bekerja mendatangkan kebaikan dalam kehidupan kita. Kebaikan itu bukanlah harus selalu seperti yang kita pikirkan atau bayangkan, namun Tuhan akan turut bekerja dalam permasalahan yang kita hadapi. Seperti yang dihadapi Elia, ternyata Tuhan tidak hadir dalam kondisi yang spektakuler (angin besar, gempa, api) ternyata kehadiran Tuhan pada angin yag sepoi-sepoi. 
Dalam tantangan hidup yang kita hadapi bisa saja kita berharap bahwa Tuhan akan melakukan suatu muzijat yang luar biasa seperti yang kita pikirkan akan terjadi dalam hidup kita, namun Tuhan akan bekerja lebih daripada yang kita rancangkan dalam pikiran kita yaitu kebaikan-kebaikan terbaik yang dirancangkan Tuhan atas kehidupan kita. Sehingga jangan kita lekas berpikir bahwa ketika sekian lama kita meminta sesuatu dari Tuhan yang tidak kunjung diberikan, padahal melalui pergumulan itu Tuhan telah bekerja dan telah banyak memberikan kebaikanNya bagi kita.

3. Keluar dan berdirilah di hadapan Tuhan dan turuti perintahNya 
Tuhan mengetahui masalah yang sedang dialami oleh Elia, namun Tuhan perintahkan Elia untuk keluar dari ketakutannya dan melihat kehadiran Allah atas masalah yang dihadapinya dan hanya Tuhan yang dapat menolong Elia keluar dari masalahnya dengan menyuruhnya "Pergilah, kembalilah kejalanmu..". Tuhan tidak menginginkan Elia berlarut lama dalam ketakutannya menghadapi tekanan yang dihadapinya. Tuhan yang memerintahkan untuk kembali menghadapi semuanya dan Tuhan memberikan jalan keluar atas permasalahannya yaitu mengurapi Hazael menjadi raja Aram, Yehu menjadi raja Israel dan mengurapi Elisa menjadi nabi menggantikannya. 

Tuhan tidak mengharapkan kita lari dari masalah yang sedang terjadi selain dari menghadapinya dengan keyakinan bahwa Allah beserta selalu kita. Bagaimanapun bentuk tantangan hidup yang kita hadapi, kita hanya akan datang kepada Tuhan saja dan bukan kepada yang lain. Jika kita menghadapi tantangan hidup dengan menuruti perintahNya maka Tuhan akan pastikan bahwa perintahNya adalah jalan yang terbaik yang akan kita lalui. Berbahagailah orang-orang yang tetap setia dan berpengharapan kepada Tuhan, sebab segala kebaikanNya akan di berikan kepadanya. Seperti Ucapan yang sering dikatakan oleh Tuhan Yesus "Imanmu telah menyelamatkan engkau". Keselamatan dan pertolongan kita hanyalah di dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus.Haleluya Amen.
Labels: KHOTBAH, RENUNGAN, YESUS

Thanks for reading Renungan Kristen :Ketika Hidup Berbeban Berat Dan Letih Lesu. Please share...!

0 Comment for "Renungan Kristen :Ketika Hidup Berbeban Berat Dan Letih Lesu"

Back To Top