Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

BIBLE STUDY :PENTINGNYA MENGENAL KALENDER IBRANI DAN PESAN-PESAN ILAHI DI DALAMNYA



Untuk segala sesuatu ada waktunya, untuk setiap hal di bawah langit ada saatnya. (Pengkhotbah 3:1, ILT3)
apa tujuan dan pentingnya kita jemaat Tuhan untuk mempelajari tentang masa dan waktu?
dalam artikel kali ini ijinkan saya menjelaskan sedikit tentang kalender ibrani yang sudah dipakai sejak masa lampau oleh orang-orang yahudi.
Kata pertama dari Torah menunjukkan kesadaran akan arti pentingnya waktu – “Pada mulanya…” (Kejadian 1:1), dan menurut tradisi para rabbi, perintah pertama yang diberikan kepada anak-anak Israel setelah dibebaskan dari Mesir adalah supaya menguduskan “Bulan Baru” (Keluaran 12:1-2), sehingga membuat bangsa yang masih muda ini meninggalkan tradisi Matahari dari (penyembahan RA, dewa Matahari) Mesir dan melihat kepada Bulan sebagai sarana baru untuk mengenali waktu dan musim-musim (Ibrani: mo’edim; hari raya).
Kalender lunar (Bulan) Ibrani (yaitu, ha-lu’ach ha-ivri) “diatur” berbeda dari kalender solar (Matahari). Hari dimulai pada saat matahari terbenam; puncak hari dalam seminggu adalah Shabbat – hari ketujuh dari seminggu; Bulan dan fase-fasenya di langit malam merupakan penunjuk waktu untuk bulan-bulan, dan musim-musim dalam tahun, ditandai dengan hari raya-hari raya khusus atau mo’edim (waktu-waktu yang ditetapkan). Bahkan tahun-tahun pun dihitung: setiap tahun ketujuh adalah sh’mitah – yakni tahun Shabbat (Imamat 25:2-5), dan sesudah tujuh siklus sh’mitah ada Yovel, atau tahun Yobel yang harus dijalankan (Imamat 25:8-17). Bahkan, menurut rabbi-rabbi bijak Yahudi, sejarah dunia ini dapat dipahami sebagai tujuh 1000 tahun “hari-hari,” sesuai dengan tujuh hari Penciptaan. Bahkan, Talmud (Avodah Zarah, 9A) menyatakan bahwa Olam HaZeh (dunia ini) hanya akan ada selama enam ribu tahun, sedangkan milenium ketujuh akan menjadi era shalom di seluruh dunia yang disebut Olam HaBa (dunia yang akan datang).

Kalender Musim Luni-Solar

Sebenarnya, kalender Yahudi digambarkan secara tepat sebagai kalender “luni-solar.” Karena setiap siklus Bulan berlangsung selama kira-kira 29,5 hari, tahun Yahudi memiliki jumlah 354 hari, dibandingkan dengan jumlah 365 hari dari kalender solar. Untuk memastikan bahwa hari raya-hari raya akan terjadi pada musim-musim yang tepat (misalkan Paskah pada musim semi, Sukkot pada musim gugur, dsb.), tambahan satu bulan (Adar II) ditambahkan setiap dua atau tiga tahun untuk menyesuaikan pergeseran 11 hari per tahun solar. Dengan cara ini kalender lunar disinkronisasikan dengan siklus matahari untuk musim-musim pertanian.
Pemahaman budaya duniawi tentang waktu pada dasarnya adalah ukuran linier, yang bergerak progresif (maju), sedangkan dalam pemahaman Ibrani, waktu dipandang sebagai helix (spiral) yang melingkar naik, dengan pola-pola atau siklus-siklus berulang yang menyampaikan pesan tematik atau pewahyuan dari sejarah yang sakral. Bahkan, bagian dari menjadi orang Yahudi pada masa kini adalah untuk mengingat spiral waktu yang ditetapkan Ilahi dan untuk menata urusan-urusan kehidupan yang disesuaikan dengan waktu-waktu ini.

Hari Yahudi

Hari Ibrani (yom) dimulai pada saat matahari terbenam, ketika tiga bintang menjadi terlihat di langit (para rabbi beralasan bahwa hari dimulai saat matahari terbenam didasarkan pada uraian aktivitas Elohim dalam Penciptaan, “Dan jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.” Kejadian 1:5). Petang kadang-kadang didefinisikan sebagai sore hari, yaitu, antara jam 15:00 sampai matahari terbenam. Karena hari Yahudi (yom) dimulai pada saat matahari terbenam, Anda harus memahami bahwa hari raya Yahudi sesungguhnya dimulai pada malam sebelum hari (tanggal) yang tercantum dalam kalender Yahudi. Misalnya, Yom HaShoah (Hari Peringatanan Holocaust) terjadi pada 27 Nisan, sebenarnya dimulai setelah matahari terbenam pada hari sebelumnya:

Jadi, hari raya Yahudi berlangsung selama dua hari pada kalender Gregorian kita. Kebanyakan kalender Yahudi tidak menunjukkan malam sebelumnya sebagai bagian dari hari raya. Pelaksanaan hari raya dimulai pada saat matahari terbenam pada hari sebelum tanggal yang tercantum dalam kalender Yahudi!
Dalam contoh di atas, Yom HaShoah dilaksanakan baik pada hari Kamis tanggal 5 (setelah matahari terbenam) dan Jumat tanggal 6 (selama jam-jam matahari bersinar).
Perhatikan bahwa jika hari raya Yahudi terjadi pada hari Shabbat, itu akan dipindahkan ke hari Kamis sebelumnya dalam kalender. Misalnya, jika 27 Nisan terjadi dimulai pada hari Jumat saat matahari terbenam, itu akan dipindahkan ke tanggal 26 Nisan. Mendapatkan akses kepada kalender Yahudi adalah hal penting untuk melaksanakan mo’edim (hari raya YAHWEH)!

Catatan tentang Jam Yahudi (sha’ah)

Dalam pemahaman para rabbi, jam dihitung dengan mengambil total waktu siang hari (dari matahari terbit sampai matahari terbenam) dari suatu hari tertentu dan membaginya menjadi 12 bagian yang sama. Ini disebut sha’ah zemanit, atau “jam proporsional.”
Karena durasi siang hari bervariasi sesuai dengan musim-musim tahun, karena itu jam proporsional akan bervariasi karena musim. “Jam keenam dalam hari” bukan berarti jam 06:00 atau bahkan enam 60 menit setelah matahari terbit, tapi jam ke-6 proporsional dari 12 jam yang dihitung untuk hari yang bersangkutan.
Sebagai contoh, jika matahari terbit pada jam 04:30 dan terbenam pada 17:30, total waktu siang hari adalah 15 jam. 15 jam x 60 menit = 900, yang dibagi 12 menghasilkan jam proporsional 75 menit. Karena itu “jam keenam dari hari” dimulai 450 menit setelah matahari terbit, atau sekitar jam 12:00.
Perhitungan zemanim ini (“waktu-waku”) adalah penting bagi pelaksanaan hari raya-hari raya Yahudi dan jam-jam penyalaan lilin Shabbat. Hasilnya akan bervariasi tergantung pada panjangnya siang hari di lokasi tertentu.

Minggu Yahudi

Minggu Yahudi (shavu’a) dimulai pada hari Minggu dan berakhir pada hari Shabbat:


Arti Pentingnya Shabbat

Perintah keempat dari sepuluh mitzvot (perintah-perintah) adalah, “Ingatlah hari Shabbat untuk menguduskannya” (Keluaran 20:8, ILT). Karena itu Shabbat dianggap sebagai hari yang paling penting dalam seminggu, karena pelaksanaan Shabbat secara eksplisit ditetapkan sebagai salah satu dari Sepuluh Perintah Elohim. Bahkan, Shabbat dianggap yang paling penting dari hari raya-hari raya Yahudi, bahkan lebih penting dari pada rosh Hasanach (Hari Raya Peniupan Sangkakala) dan  Yom kippur (Hari Raya Pendamaian)!
BARUKH ATTACH ADONAY ELOIHENU.DIBERKATILAH BANGSA YANG MENGASIHI UMATKU ISRAEL,SABDA ELOHIM SEMESTA ALAM.
Rabbi Gabriel

Labels: AKHIR ZAMAN, BIBLE STUDY, IBRANI, ISRAEL, TORAH

Thanks for reading BIBLE STUDY :PENTINGNYA MENGENAL KALENDER IBRANI DAN PESAN-PESAN ILAHI DI DALAMNYA. Please share...!

0 Comment for "BIBLE STUDY :PENTINGNYA MENGENAL KALENDER IBRANI DAN PESAN-PESAN ILAHI DI DALAMNYA"

Back To Top