Berusahalah untuk memahami wahyu Tuhan Yesus yang telah termeterai
berabad-abad, dan yang kini meterainya telah dibuka oleh Tuhan kita
(Wahyu 6). Tujuan tulisan ini adalah menyingkapkan Firman Tuhan bagi
mereka yang dituju oleh Kasih Karunia Kristus. Tidak ditujukan kepada
mereka yang menolak kasih karunia-Nya, silahkan lanjutkan membaca atau
berhenti disini.
Di bagian ini kita akan lebih mengerti bahwa TUHAN menghendaki kita umat-Nya memahami detail rencana-Nya termasuk waktu-waktu yang telah ditetapkan dalam Agenda Tuhan untuk segala sesuatu.
Ada tiga prinsip yang kita akan pahami setelah kita mempelajari rahasia waktu TUHAN dalam Alkitab lebih dalam. Pertama kita akan mengerti bahwa TUHAN bekerja dengan rencana-rencana yang cermat, tidak acak. TUHAN telah merencanakan segala sesuatu dengan agenda dan ketetapan waktu yang cermat. Pengkotbah mengatakan bahwa untuk segala sesuatu ada waktunya, artinya segala sesuatu telah direncanakan waktunya secara tepat.
“Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya.” (Pkh 3:1)
Yang kedua kita akan mengerti bahwa rencana-rencana TUHAN itu tidak berubah-ubah. Banyak orang berpikir Tuhan sering mengubah rencana-Nya, atau bersifat tidak konsisten, pendapat itu keliru dan merupakan pemahaman yang dangkal. Raja Daud berkata bahwa rencana TUHAN tetap tidak berubah-ubah, bahkan sampai turun-temurun rencana-Nya tidak goyah.
“tetapi rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun.” (Maz 33:11)
Yang ketiga kita akan mengerti bahwa TUHAN berusaha memberitahu agenda-Nya kepada umat-Nya. Kitab Perjanjian Lama sering disebut sebagai bayangan bagi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang (Ibrani 10:1). Artinya tulisan di dalam Perjanjian Lama mengandung pembeberan dari peristiwa-peristiwa yang TUHAN rencanakan terjadi di zaman akhir ini.
Jika TUHAN telah merencanakan Agenda-Nya secara cermat, lengkap dengan waktu-Nya yang tetap, dan TUHAN berkehendak kita memahami rencana-rencana-Nya secara jelas, dimana kita bisa menemukan Agenda-Nya ? di dalam kitab Taurat-Nya !
Jika kita mempelajari kitab Imamat, kita akan menemukan bahwa rencana Kedatangan Kristus ternyata telah dijabarkan bulan dan tanggalnya sejak jauh-jauh hari. Alkitab telah menyingkapkan pada tanggal dan bulan mana Kristus akan datang untuk kedua kali (Bacalah artikel “AGENDA TUHAN DALAM KITAB IMAMAT”). Ternyata Kedatangan-Nya untuk mengangkat kita akan terjadi pada saat yang bersamaan dengan hari raya “Pondok Daun”. Masalahnya setiap tahun ada peringatan hari raya “Pondok Daun”, apakah Alkitab juga memberi petunjuk mengenai tahun Kedatangan-Nya ?
Mari simak apa yang Alkitab katakan mengenai Tahun Kedatangan-Nya.
TANDA BENDA-BENDA LANGIT
Alkitab tidak hanya menunjukkan Tanggal dan Bulan Kedatangan-Nya lewat hari-hari raya yang dicatat di kitab Imamat, namun juga kapan tepatnya Tahun Kedatangan-Nya. Karena pada prinsipnya TUHAN ingin kita mengerti dengan jelas, setiap detail Agenda-Nya.
Alkitab mengatakan bahwa matahari dan bulan telah ditetapkan menjadi tanda untuk menetapkan waktu, hari-hari dan tahun-tahun. Artinya apa yang terjadi dengan matahari dan bulan adalah “clue” atau petunjuk yang penting berkaitan dengan waktu.
“Berfirmanlah Allah: “Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun.” (Kejadian 1:14)
Ayat di atas berkata bahwa matahari dan bulan itu adalah tanda yang menunjukan tahun-tahun. Jadi untuk mengetahui Tahun Kedatangan Tuhan, kita harus memperhatikan apa yang Alkitab katakan tentang matahari dan bulan dalam kaitannya dengan Kedatangan-Nya.
Dalam mengungkapkan peristiwa Hari Kedatangan Tuhan, Alkitab sering menyebutkan suatu tanda yang khas berkaitan dengan matahari dan bulan. Alkitab berkali-kali menyebutkan bahwa matahari akan menjadi gelap atau menjadi hitam dan bulan menjadi darah atau tidak bercahaya. Ini adalah petunjuk bahwa menjelang peristiwa itu akan terjadi gerhana matahari dan gerhana bulan. Yoel menyebutkan bahwa menjelang hari Tuhan yang hebat dan dahsyat, matahari akan menjadi gelap gulita dan bulan akan menjadi darah.
“Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari TUHAN yang hebat dan dahsyat itu.” (Yoel 2:31)
Yesaya juga menyebutkan tanda ini sebelum Hari Tuhan datang, yaitu matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak memancarkan cahayanya.
“Sungguh, hari TUHAN datang dengan kebengisan, … matahari akan menjadi gelap pada waktu terbit, dan bulan tidak akan memancarkan sinarnya.” (Yes 13:9-10)
Tuhan Yesus juga menyebutkan peristiwa gerhana matahari dan gerhana bulan ini akan terjadi segera sesudah tribulasi dan menjelang waktu Penampakan Anak Manusia di langit yaitu peristiwa “Pengangkatan” itu.
“Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.” (Matius 24:29-30)
Rasul Petrus yang penuh Roh Kudus pada hari Pentakosta di Yerusalem juga mengucapkan kembali nubuat Yoel yang menyebutkan tanda peristiwa gerhana matahari dan bulan yang terjadi berturut-turut berkaitan dengan datangnya hari Tuhan yang mulia itu.
“Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu.” (Kisah 2:20)
Kitab Wahyu menyingkapkan juga bahwa pada pembukaan meterai keenam, yaitu pada peristiwa hari besar Penampakan Tuhan Yesus (Wahyu 6:16-17), akan sama ditandai dengan peristiwa gerhana matahari dan gerhana bulan.
“Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.” (Wah 6:12)
Jadi TUHAN akan membuat tanda alam gerhana matahari yang akan disusul dengan terjadinya gerhana bulan menjelang hari Kedatangan-Nya. Peristiwa alam ini akan menjadi petunjuk waktu untuk memecahkan misteri datangnya hari “Pengangkatan” orang percaya.
Kita tidak boleh secara sembarang menyimpulkan sesuatu, tetapi semua harus diuji dengan teliti dan cermat. Bahwa hari Pondok Daun yang jatuh pada l Bulan September itu benar-benar adalah hari Kedatangan Tuhan, harus memenuhi satu syarat lagi yaitu hari raya Pendamaian yang jatuh pada bulan ELUL – harus merupakan waktu yang tepat untuk mengumumkan Tahun Yobel. Mengapa demikian ? Karena sebelum Pengangkatan harus terjadi dahulu Kebangkitan Orang Percaya yang telah mati dalam Tuhan.
“Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit.” (1Tesalonika 4:16)
Sementara itu Kebangkitan Orang Percaya hanya akan terjadi pada Tahun Yobel (Ingat Tahun Yobel adalah lambang Tahun Pembebasan dari maut atau Kebangkitan Orang Percaya). Dan Tahun Yobel harus diumumkan tepat pada hari Pendamaian. Jadi hari Pendamaian yang jatuh pada September 2017 harus memenuhi syarat sebagai awal Tahun Yobel untuk mendukung kesimpulan bahwa Kedatangan Tuhan akan terjadi pada hari Pondok Daun 2017.
PENGUJIAN TAHUN YOBEL
Menurut aturan Imamat 25, Tahun Yobel adalah Tahun Pembebasan yang dihitung empat puluh sembilan tahun setelah bangsa Israel memperoleh tanah perjanjian.
“…Apabila kamu telah masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepadamu, maka tanah itu harus mendapat perhentian sebagai sabat bagi TUHAN.” (Imamat 25:2)
“Selanjutnya engkau harus menghitung… empat puluh sembilan tahun… dalam bulan yang ketujuh pada tanggal sepuluh… pada hari raya Pendamaian kamu harus memperdengarkan bunyi sangkakala itu di mana-mana… memaklumkan kebebasan… Itu harus menjadi tahun Yobel bagimu…” (Imamat 25:8-10)
Untuk menghitung jatuhnya Tahun Yobel harus melihat kondisi bahwa bangsa Israel telah menerima negeri yang dijanjikan TUHAN. Jadi ketika bangsa Israel berada dalam pembuangan seperti di Asyur dan di Babilonia, Tahun Yobel tidak boleh dihitung. Begitu juga selama bangsa Israel terserak ke seluruh dunia sejak penjajahan oleh kekaisaran Romawi.
Pada awal abad ke-20, sejak meletusnya perang dunia pertama, bangsa Israel moderen mulai berbondong-bondong ‘eksodus’ dari seluruh penjuru dunia, kembali memasuki negeri yang TUHAN janjikan. Pada tanggal 15 Mei tahun 1948 bangsa Israel moderen menyatakan kemerdekaannya. Namun demikian tanah Perjanjian terpenting yaitu kota tua Yerusalem dan Yudea serta Samaria masih dikuasai kerajaan Yordania. Baru pada Tanggal 7 Juni 1967, melalui peristiwa Perang Enam Hari, Yerusalem dan wilayah Yudea-Samaria dapat direbut kembali. Hari itu dirayakan sebagai “Yom Yerusalayim”, hari kembalinya kota Yerusalem.
Tanggal 7 Juni 1967 adalah tonggak sejarah penting bagi bangsa Israel, dan hari itu merupakan awal yang tepat untuk menghitung Tahun Yobel menurut aturan Imamat 25. Dan bila kita menghitung 49 tahun atau 17,640 hari (49 x 360 hari) dari tanggal 7 Juni 1967, – kita dapat menghitungnya menggunakan komputer dengan program Microsoft Excel misalnya – ternyata hasilnya jatuh tepat pada Tanggal 23 September 2017 !
Ini sungguh suatu tanda yang luar biasa. Dalam sejarah bangsa Israel pun barangkali tidak pernah datang Tahun Yobel sesempurna ini, dimana aturan Imamat 25:9 tentang hitungan 49 Tahun dapat digenapi tepat jatuh pada hari Pendamaian, tidak kurang tidak lebih seharipun. Sepertinya pada tanggal 23 September 2017 ini, kita akan memasuki : “The Real Jubilee” / Tahun Pembebasan Sesungguhnya yang merupakan penggenapan dari perayaan-perayaan Yobel bangsa Israel sebelumnya.
Dengan dipenuhinya pengujian Yobel pada 23 September 2017, maka hari raya Pondok Daun pun genap memenuhi tiga kriteria sekaligus sebagai Hari Tuhan Yang Mulia dan Dahsyat itu. Yaitu memenuhi syarat Hari Raya (Kol 2:16-17), memenuhi Nubuat Bulan Darah (Yoel 2:31) dan memenuhi syarat tentang Yobel secara sangat akurat (Imamat 25:9).
Perhatikan disini, penulis tidak bermaksud memastikan, apalagi mengatur atau menentukan Tanggal Kedatangan Tuhan. Kristus sendirilah yang menentukan jauh-jauh hari dan Dialah yang menyatakan Hari Kedatangan-Nya baik lewat kitab Imamat dan kitab-kitab para nabi, maupun kitab-kitab Perjanjian Baru, yang menyatakan bahwa Roh Kudus yang diutus Bapa akan mengajarkan segala sesuatunya kepada kita hamba-hamba-Nya (Yoh 14:26), dan oleh kehendak Allah, Roh menyatakan hal-hal yang tersembunyi dalam diri-Nya kepada kita (1Kor 2:10). Sedang kami hanya membagikan hasil studi.
Di bagian ini kita akan lebih mengerti bahwa TUHAN menghendaki kita umat-Nya memahami detail rencana-Nya termasuk waktu-waktu yang telah ditetapkan dalam Agenda Tuhan untuk segala sesuatu.
Ada tiga prinsip yang kita akan pahami setelah kita mempelajari rahasia waktu TUHAN dalam Alkitab lebih dalam. Pertama kita akan mengerti bahwa TUHAN bekerja dengan rencana-rencana yang cermat, tidak acak. TUHAN telah merencanakan segala sesuatu dengan agenda dan ketetapan waktu yang cermat. Pengkotbah mengatakan bahwa untuk segala sesuatu ada waktunya, artinya segala sesuatu telah direncanakan waktunya secara tepat.
“Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya.” (Pkh 3:1)
Yang kedua kita akan mengerti bahwa rencana-rencana TUHAN itu tidak berubah-ubah. Banyak orang berpikir Tuhan sering mengubah rencana-Nya, atau bersifat tidak konsisten, pendapat itu keliru dan merupakan pemahaman yang dangkal. Raja Daud berkata bahwa rencana TUHAN tetap tidak berubah-ubah, bahkan sampai turun-temurun rencana-Nya tidak goyah.
“tetapi rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun.” (Maz 33:11)
Yang ketiga kita akan mengerti bahwa TUHAN berusaha memberitahu agenda-Nya kepada umat-Nya. Kitab Perjanjian Lama sering disebut sebagai bayangan bagi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang (Ibrani 10:1). Artinya tulisan di dalam Perjanjian Lama mengandung pembeberan dari peristiwa-peristiwa yang TUHAN rencanakan terjadi di zaman akhir ini.
Jika TUHAN telah merencanakan Agenda-Nya secara cermat, lengkap dengan waktu-Nya yang tetap, dan TUHAN berkehendak kita memahami rencana-rencana-Nya secara jelas, dimana kita bisa menemukan Agenda-Nya ? di dalam kitab Taurat-Nya !
Jika kita mempelajari kitab Imamat, kita akan menemukan bahwa rencana Kedatangan Kristus ternyata telah dijabarkan bulan dan tanggalnya sejak jauh-jauh hari. Alkitab telah menyingkapkan pada tanggal dan bulan mana Kristus akan datang untuk kedua kali (Bacalah artikel “AGENDA TUHAN DALAM KITAB IMAMAT”). Ternyata Kedatangan-Nya untuk mengangkat kita akan terjadi pada saat yang bersamaan dengan hari raya “Pondok Daun”. Masalahnya setiap tahun ada peringatan hari raya “Pondok Daun”, apakah Alkitab juga memberi petunjuk mengenai tahun Kedatangan-Nya ?
Mari simak apa yang Alkitab katakan mengenai Tahun Kedatangan-Nya.
TANDA BENDA-BENDA LANGIT
Alkitab tidak hanya menunjukkan Tanggal dan Bulan Kedatangan-Nya lewat hari-hari raya yang dicatat di kitab Imamat, namun juga kapan tepatnya Tahun Kedatangan-Nya. Karena pada prinsipnya TUHAN ingin kita mengerti dengan jelas, setiap detail Agenda-Nya.
Alkitab mengatakan bahwa matahari dan bulan telah ditetapkan menjadi tanda untuk menetapkan waktu, hari-hari dan tahun-tahun. Artinya apa yang terjadi dengan matahari dan bulan adalah “clue” atau petunjuk yang penting berkaitan dengan waktu.
“Berfirmanlah Allah: “Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun.” (Kejadian 1:14)
Ayat di atas berkata bahwa matahari dan bulan itu adalah tanda yang menunjukan tahun-tahun. Jadi untuk mengetahui Tahun Kedatangan Tuhan, kita harus memperhatikan apa yang Alkitab katakan tentang matahari dan bulan dalam kaitannya dengan Kedatangan-Nya.
Dalam mengungkapkan peristiwa Hari Kedatangan Tuhan, Alkitab sering menyebutkan suatu tanda yang khas berkaitan dengan matahari dan bulan. Alkitab berkali-kali menyebutkan bahwa matahari akan menjadi gelap atau menjadi hitam dan bulan menjadi darah atau tidak bercahaya. Ini adalah petunjuk bahwa menjelang peristiwa itu akan terjadi gerhana matahari dan gerhana bulan. Yoel menyebutkan bahwa menjelang hari Tuhan yang hebat dan dahsyat, matahari akan menjadi gelap gulita dan bulan akan menjadi darah.
“Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari TUHAN yang hebat dan dahsyat itu.” (Yoel 2:31)
Yesaya juga menyebutkan tanda ini sebelum Hari Tuhan datang, yaitu matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak memancarkan cahayanya.
“Sungguh, hari TUHAN datang dengan kebengisan, … matahari akan menjadi gelap pada waktu terbit, dan bulan tidak akan memancarkan sinarnya.” (Yes 13:9-10)
Tuhan Yesus juga menyebutkan peristiwa gerhana matahari dan gerhana bulan ini akan terjadi segera sesudah tribulasi dan menjelang waktu Penampakan Anak Manusia di langit yaitu peristiwa “Pengangkatan” itu.
“Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.” (Matius 24:29-30)
Rasul Petrus yang penuh Roh Kudus pada hari Pentakosta di Yerusalem juga mengucapkan kembali nubuat Yoel yang menyebutkan tanda peristiwa gerhana matahari dan bulan yang terjadi berturut-turut berkaitan dengan datangnya hari Tuhan yang mulia itu.
“Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu.” (Kisah 2:20)
Kitab Wahyu menyingkapkan juga bahwa pada pembukaan meterai keenam, yaitu pada peristiwa hari besar Penampakan Tuhan Yesus (Wahyu 6:16-17), akan sama ditandai dengan peristiwa gerhana matahari dan gerhana bulan.
“Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.” (Wah 6:12)
Jadi TUHAN akan membuat tanda alam gerhana matahari yang akan disusul dengan terjadinya gerhana bulan menjelang hari Kedatangan-Nya. Peristiwa alam ini akan menjadi petunjuk waktu untuk memecahkan misteri datangnya hari “Pengangkatan” orang percaya.
Kita tidak boleh secara sembarang menyimpulkan sesuatu, tetapi semua harus diuji dengan teliti dan cermat. Bahwa hari Pondok Daun yang jatuh pada l Bulan September itu benar-benar adalah hari Kedatangan Tuhan, harus memenuhi satu syarat lagi yaitu hari raya Pendamaian yang jatuh pada bulan ELUL – harus merupakan waktu yang tepat untuk mengumumkan Tahun Yobel. Mengapa demikian ? Karena sebelum Pengangkatan harus terjadi dahulu Kebangkitan Orang Percaya yang telah mati dalam Tuhan.
“Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit.” (1Tesalonika 4:16)
Sementara itu Kebangkitan Orang Percaya hanya akan terjadi pada Tahun Yobel (Ingat Tahun Yobel adalah lambang Tahun Pembebasan dari maut atau Kebangkitan Orang Percaya). Dan Tahun Yobel harus diumumkan tepat pada hari Pendamaian. Jadi hari Pendamaian yang jatuh pada September 2017 harus memenuhi syarat sebagai awal Tahun Yobel untuk mendukung kesimpulan bahwa Kedatangan Tuhan akan terjadi pada hari Pondok Daun 2017.
PENGUJIAN TAHUN YOBEL
Menurut aturan Imamat 25, Tahun Yobel adalah Tahun Pembebasan yang dihitung empat puluh sembilan tahun setelah bangsa Israel memperoleh tanah perjanjian.
“…Apabila kamu telah masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepadamu, maka tanah itu harus mendapat perhentian sebagai sabat bagi TUHAN.” (Imamat 25:2)
“Selanjutnya engkau harus menghitung… empat puluh sembilan tahun… dalam bulan yang ketujuh pada tanggal sepuluh… pada hari raya Pendamaian kamu harus memperdengarkan bunyi sangkakala itu di mana-mana… memaklumkan kebebasan… Itu harus menjadi tahun Yobel bagimu…” (Imamat 25:8-10)
Untuk menghitung jatuhnya Tahun Yobel harus melihat kondisi bahwa bangsa Israel telah menerima negeri yang dijanjikan TUHAN. Jadi ketika bangsa Israel berada dalam pembuangan seperti di Asyur dan di Babilonia, Tahun Yobel tidak boleh dihitung. Begitu juga selama bangsa Israel terserak ke seluruh dunia sejak penjajahan oleh kekaisaran Romawi.
Pada awal abad ke-20, sejak meletusnya perang dunia pertama, bangsa Israel moderen mulai berbondong-bondong ‘eksodus’ dari seluruh penjuru dunia, kembali memasuki negeri yang TUHAN janjikan. Pada tanggal 15 Mei tahun 1948 bangsa Israel moderen menyatakan kemerdekaannya. Namun demikian tanah Perjanjian terpenting yaitu kota tua Yerusalem dan Yudea serta Samaria masih dikuasai kerajaan Yordania. Baru pada Tanggal 7 Juni 1967, melalui peristiwa Perang Enam Hari, Yerusalem dan wilayah Yudea-Samaria dapat direbut kembali. Hari itu dirayakan sebagai “Yom Yerusalayim”, hari kembalinya kota Yerusalem.
Tanggal 7 Juni 1967 adalah tonggak sejarah penting bagi bangsa Israel, dan hari itu merupakan awal yang tepat untuk menghitung Tahun Yobel menurut aturan Imamat 25. Dan bila kita menghitung 49 tahun atau 17,640 hari (49 x 360 hari) dari tanggal 7 Juni 1967, – kita dapat menghitungnya menggunakan komputer dengan program Microsoft Excel misalnya – ternyata hasilnya jatuh tepat pada Tanggal 23 September 2017 !
Ini sungguh suatu tanda yang luar biasa. Dalam sejarah bangsa Israel pun barangkali tidak pernah datang Tahun Yobel sesempurna ini, dimana aturan Imamat 25:9 tentang hitungan 49 Tahun dapat digenapi tepat jatuh pada hari Pendamaian, tidak kurang tidak lebih seharipun. Sepertinya pada tanggal 23 September 2017 ini, kita akan memasuki : “The Real Jubilee” / Tahun Pembebasan Sesungguhnya yang merupakan penggenapan dari perayaan-perayaan Yobel bangsa Israel sebelumnya.
Dengan dipenuhinya pengujian Yobel pada 23 September 2017, maka hari raya Pondok Daun pun genap memenuhi tiga kriteria sekaligus sebagai Hari Tuhan Yang Mulia dan Dahsyat itu. Yaitu memenuhi syarat Hari Raya (Kol 2:16-17), memenuhi Nubuat Bulan Darah (Yoel 2:31) dan memenuhi syarat tentang Yobel secara sangat akurat (Imamat 25:9).
Perhatikan disini, penulis tidak bermaksud memastikan, apalagi mengatur atau menentukan Tanggal Kedatangan Tuhan. Kristus sendirilah yang menentukan jauh-jauh hari dan Dialah yang menyatakan Hari Kedatangan-Nya baik lewat kitab Imamat dan kitab-kitab para nabi, maupun kitab-kitab Perjanjian Baru, yang menyatakan bahwa Roh Kudus yang diutus Bapa akan mengajarkan segala sesuatunya kepada kita hamba-hamba-Nya (Yoh 14:26), dan oleh kehendak Allah, Roh menyatakan hal-hal yang tersembunyi dalam diri-Nya kepada kita (1Kor 2:10). Sedang kami hanya membagikan hasil studi.
Labels:
AKHIR ZAMAN,
ALKITAB,
BIBLE STUDY,
PENGLIHATAN
Thanks for reading AKHIR ZAMAN STUDY : KAIROS (MEMAHAMI WAKTU TUHAN). Please share...!
0 Comment for "AKHIR ZAMAN STUDY : KAIROS (MEMAHAMI WAKTU TUHAN)"